Better and stronger
Kami bergerak di bidang pembuatan peralatan , pemasangan ,dan pemeliharaan yang berhubungan dengan Early Warning System.
[video width="1080" height="1606" mp4="https://ews-bencana.com/wp-content/uploads/2025/02/ews-seismograph-jerman.mp4"][/video]
https://ews-bencana.com/wp-content/uploads/2024/02/ews-banjir-13.mp4
monitoring pergerakan tanah
monitoring banjir
license by kartanagari team
Monitor 9 titik banjir
EWS - banjir
https://ews-bencana.com/wp-content/uploads/2024/01/VID_20240111_074345.mp4
EWS - banjir
Selain berpengalaman dari tahun 2015 , perusahaan kami juga terintegrasi dengan berbagai macam kebutuhan tambahan terkait penunjang EWS seperti power backup,solar panel,IoT dll.
1.Seputar EWS
Peringatan Dini (Early Warning System) adalah sebuah sistim untuk menginformasikan akan timbulnya hal atau kejadian alam, yakni berupa bencana atau tanda alam yang lain . Peringatan awal pada masyarakat atas bencana adalah tindakan menginformasikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat. Dalam kondisi darurat, pada umumnya peringatan dini yang merupakan penginformasian tersebut diwujudkan dalam bentuk lampu , suara / sirine, kentongan dsb. Sirine sengaja dibunyikan merupakan bagian dari penyampaian informasi yang harus dilakukan karena tidak ada cara lain yang lebih cepat untuk menginformasikan ke masyarakat. Berharap agar masyarakat dapat merespon informasi tersebut dengan cepat dan tepat dan bijaksana. Kesiapan dan ketanggapan atas reaksi masyarakat dibutuhkan karena waktu yang sangat pendek dari saat dikeluarkannya informasi dengan saat (dugaan) datangnya musibah bencana. Kondisi yang tak memungkinkan, waktu yang sangat amat pendek, bencana alam besar dan penyelamatan atas penduduk adalah merupakan faktor yang membutuhkan peringatan dini atau cepat. Semakin pendek informasi yang disampaikan, semakin banyak waktu bagi penduduk setempat untuk meresponnya.
2.Tujuan EWS
Sistem peringatan dini terhadap bencana amat penting, secara geologis dan klimatologis wilayah Indonesia adalah termasuk daerah rawan bencana alam sehingga kebutuhan warning sistem adalah sangat penting. Untuk itu diharapkan muncul upaya atau ide untuk mencegah atau mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam bagi masyarakat sekitar. Jika terlambat melakukan antisipasi,maka akan menimbulkan benyak kerugian baik materiil maupun non materiil.Maka,tujuan akhir dari sistim peringatan dini adalah masyarakat dapat beraktivitas dan tinggal dengan aman dan nyaman di suatu daerah serta tertatanya suatu kawasan. Dengan demikian agar tercapai tujuan tersebut maka sebelumnya perlu dicapai beberapa hal sebagai berikut:
a. Diketahuinya daerah-daerah rawan bencana di Indonesia
b. Meningkatkannya knowledge, attitude dan practice dari masyarakat dan aparat terhadap fenomena bencana, gejala-gejala awal dan mitigasinya.
c. Tertatanya suatukawasan dengan mempertimbangkan potensi bencana.
d. Secara umum perlu pemahaman terhadap sumberbencana.
3. Target dari Sistem Peringatan Dini
Target yang akan diberi peringatan dini adalah masyarakat dan aparat, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana. Target ini seharusnya mencakup beberapa generasi dan beberapa kelas sosial masyarakat. Keterlibatan masyarakat, aparat dan akademisi (peneliti dari multi disiplin, misal geografi, geologi, pertanian, teknik sipil, ilmu sosial, dll) sangat penting dalam sistem peringatan dini. Sistem peringatan dini akan lebih tepat apabila dirumuskan oleh ketiga komponen ini. Apabila salah satu komponen saja yang dominan dikhawatirkna sistem ini tidak akan berjalan efektif.
4. Pelaksanaan Sistem Peringatan Dini
Informasi dini terhadap bencana didapatkan dengan dua macam cara, yakni sebagai berikut.
a. Konvensional
Secara konvensional, pengenalan bencana dilakukan dengan pengenalan terhadap gejala-gejala alam yang muncul sebelum terjadinya bencana, yang disesuaikan dengan karakteristik bencananya.
b. Modern
Secara modern, pengenalan bencana dilakukan dengan pemantauan aktivitas di atmosfer secara periodik dengan satelit maupun peralatan berteknologi tinggi. Pengenalan gejala bencana merupakan hal yang penting dalam Early Warning System. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagian besar Sistem Peringatan Dini Bencana Alam sulit untuk diaplikasikan. Biaya instansi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan telekomunikasi dan operasionalnya memerlukan pendanaan yang sangat mahal. Dalam kondisi seperti ini, maka kesiapsiagaan dan mengenali gejala alam akan munculnya bencana merupakan jawaban yang paling memungkinkan. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana harus diberdayakan dan merespons sistem tersebut agar pengurangan jumlah korban bencana alam dapat dihindari. Oleh karena itu, perlu peningkatan pemahaman kesadaran masyarakat dan aparat terhadap kondisi daerahnya yang rawan, serta terhadap gejala-gejala awal terjadinya bencana, tindakan darurat dan mitigasinya.
Adapun gejala yang biasanya nampak sebelum terjadinya bencana adalah sebagai berikut.
a. Gejala Letusan Gunungapi
• Hewan-hewan yang berada di dalam hutan keluar dari hutan menuju wilayah yang lebih rendah
• Ular, tikus dan kecoa keluar sangat banyak dari dalam got
• Suhu udara terasa sangat panas di malam hari dan meningkat drastis dibanding hari-hari biasa
b. Gejala Gempa Bumi (Tektonik)
• Awan yang berbentuk seperti angin tornado atau pohon/batang berdiri
• Lampu neon menyala redup/remang-remang walaupun tidak ada arusnya
• Hasil cetakan faximile berantakan(tidak jelas dan tidak terbaca)
• Siaran televisi terganggu
• Hewan-hewan berperilaku aneh/gelisah, menghilang, dan berlarian
c. Gejala Tanah Longsor
• Hujan yang intensitasnya tinggi (3 hari berturut-turut >300 mm)
• Tanah yang bergerak (creep)
Larian material kering yang tidak kompak dari lapukan batuan Pohon-pohon, tiang, tanaman miring atau berpindah tempat
d. Gejala Tsunami
• Hewan-hewan laut keluar dari persembunyiannya kepermukaan
• Terdapat gempa dengan kekuatan besar
• Air laut tiba-tiba surut hingga beberapa ratus meter, sehingga banyak ikan terdampar di pantai
• Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi ke arah daratan
• Udara berbau asin (air garam)
• Angin berhembus tiba-tiba dan terasa dingin menyengat
• Suara dentuman seperti meriam di dasar laut atau mendengar suara drum band yang sangat banyak dengan irama cepat
e. Gejala Badai
• Awan hitam di tepi khatulistiwa
• Angin kencang
• Udara dingin
• Gelombang laut meninggi
• Hujan dengan intensitas yang tinggi (luar biasa deras)
f. Gejala Kekeringan
• Bulan kering berkepanjangan
• Temperatur udara tinggi dan kering
• Hewan-hewan tanah muncul kepermukaan tanah
• Daun tanaman keras meranggas
• Bunyi “garangpong” (Jawa) tanpa henti
g. Gejala Banjir
• Hujan yang intensitasnya tinggi (3 hari berturut-turut >300 mm)
• Naiknya permukaan air sungai
• Daerah hulu dengan hutan yang rusak (gundul)
• Air sungai berwarna keruh dan penuh lumpur
• Aliran sedimen dasar sungai bergerak sangat cepat ke arah hilir
• Awan hitam di arah hulu sungai
• Suara riuh-rendah bagaikan dentuman dari arah hulu sungai
• Hewan (orang utan) menunjukkan tingkah laku yang sangat gelisah dan berteriak-teriak
Dengan mempertimbangkan penyebab utama ditetapkannya sistem peringatan dini, serta tujuan dan targetnya, maka disarankan agar sistem peringatan dini ini dilakukan dengan sistem pemberdayaan masyarakat, dengan melibatkan aparat pemerintah dan akademisi sebagai fasilitator dan motivator. Sistem ini harus dapat meningkatkan knowledge, attitude dan practice dari tiap komponen yang ada dalam sistem tersebut. Syarat utama agar peringatan dini ini dapat berhasil efektif, diperlukan komitmen pribadi dan aksi nyata dari tiap individu/institusi dan komunikasi yang baik antar individu yang terlibat.
#bencanabanjir
#bencanalongsor
#alat mitigasi bencana
#teknologi bencana
#pemantauan bencana
#sistem peringatan dini bencana
#alat pelaporan bencana
#alat manajemen bencana
#alat evakuasi bencana
#alat deteksi bencana
#alat pemulihan bencana
#alat pemantauan bencana
#alat EWS bencana
#Sistem peringatan dini bencana
#Teknologi EWS bencana
#Mitigasi bencana dengan EWS
#Pemantauan bencana dengan EWS
#Pengembangan EWS bencana
#Manfaat EWS bencana
#Keandalan EWS bencana
#Implementasi EWS bencana
#Kesiapan bencana dengan EWS
#ews banjir
#ews tanah longsor
#ews gempa
#ews tsunami
#ewsputingbeliung
#ewsanginribut